Sleman — Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan Kemah Prestasi Hizbul Wathan Santri Tingkat I di Bumi Perkemahan Jaka Garong, Turi, Sleman, yang berlangsung selama empat hari, sejak 16 hingga 19 Desember 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 305 santri tingkat I dan menjadi bagian dari proses pembinaan kepanduan dalam rangka membentuk karakter kader muda Muhammadiyah yang tangguh, berdisiplin, dan berakhlak mulia.
Mengusung tema “Menumbuhkan Kepanduan Generasi Tangguh dan Berkarakter”, kemah prestasi ini dirancang sebagai ruang pembelajaran kontekstual yang mengintegrasikan nilai kepanduan Hizbul Wathan dengan penguatan karakter, kepemimpinan, dan kepedulian terhadap lingkungan. Selama pelaksanaan kemah, para santri mengikuti berbagai rangkaian kegiatan edukatif dan aplikatif, di antaranya Caraka Malam, senam pagi, Giri Wana Rally, materi mitigasi bencana erupsi gunung berapi, pengenalan reptil, kegiatan HW Ranger, api unggun yang dirangkai dengan upacara penutupan dan pentas seni peserta, hingga kegiatan sapu bersih area bumi perkemahan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam sambutannya, Wakil Direktur III Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Ustadz Dedik, menekankan pentingnya cara berpikir dalam memaknai setiap aktivitas yang dijalani santri. Melalui kisah Abu Nawas tentang bintang, ia menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga tingkatan berpikir, yakni melihat dengan mata, memahami dengan akal, dan memaknai dengan iman. Menurutnya, para kader Hizbul Wathan tidak cukup hanya menilai kegiatan dari apa yang tampak secara kasat mata, tetapi perlu menangkap pesan dan nilai yang tersembunyi di balik setiap proses.
Ustadz Dedik juga menegaskan bahwa setiap kegiatan yang dirancang panitia sejatinya mengandung pesan pembentukan karakter. Apabila pesan tersebut dipahami dan diamalkan dengan baik, maka akan memberikan dampak besar dalam kehidupan santri, baik di madrasah maupun di masyarakat. Ia mengingatkan bahwa segala sesuatu bermula dari pikiran. Pikiran yang positif akan melahirkan perkataan, perbuatan, kebiasaan, hingga takdir yang positif pula. Oleh karena itu, seluruh proses pendidikan di Madrasah Mu’allimin hendaknya dimaknai dengan sudut pandang yang positif dan penuh kesadaran nilai.
Lebih lanjut, Ustadz Dedik menyampaikan bahwa berakhirnya sebuah kegiatan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal untuk melangkah menuju pribadi yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih siap menggapai cita-cita besar. Sambutan tersebut ditutup dengan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh panitia, pendamping, serta pihak yang telah terlibat dalam menyukseskan kegiatan, seraya berharap seluruh ikhtiar yang dilakukan menjadi amal jariyah dan pondasi kebaikan bagi para kader Mu’allimin di masa depan.
Sejalan dengan itu, sambutan dari Kwartir Pusat Hizbul Wathan turut menegaskan pentingnya pemaknaan nilai dalam setiap aktivitas kepanduan. Melalui refleksi yang sama tentang kisah Abu Nawas, ditekankan bahwa proses pendidikan kepanduan harus mampu membentuk cara berpikir yang utuh—melihat dengan mata, memahami dengan akal, dan memaknai dengan iman. Dengan cara pandang tersebut, setiap pengalaman dalam kemah prestasi ini diharapkan menjadi bekal pembentukan karakter, kebiasaan positif, serta pondasi kuat untuk perjalanan hidup para santri ke depan.
Kemah Prestasi Hizbul Wathan Santri Tingkat I ini menjadi wujud nyata komitmen Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dalam mencetak kader-kader muda yang tidak hanya cakap secara fisik dan intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial. Melalui proses kepanduan yang terstruktur dan bermakna, Mu’allimin terus meneguhkan perannya sebagai sekolah kader yang menyiapkan generasi pemimpin bangsa berlandaskan nilai Islam dan semangat ke-Muhammadiyahan. (Javier)
