Yogyakarta — Dalam rangka memperingati Milad ke-107 Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Direktur Madrasah Mu’allimin, Dr. Mhd Lailan Arqam, M.Pd., menyampaikan pidato monumental bertajuk “Bergerak dan Berdampak: Mewujudkan Mu'allimin yang Unggul dan Berperan dalam Perubahan Zaman.” Pidato ini menjadi salah satu pesan kunci dalam rangkaian perayaan milad yang menggambarkan arah besar perjalanan Mu’allimin memasuki abad kedua.
Acara yang digelar pada Ahad, 7 Desember 2025, tersebut menjadi momen refleksi dan konsolidasi kekuatan seluruh civitas akademika, alumni, dan keluarga besar Mu’allimin untuk menatap masa depan pendidikan Islam modern yang lebih progresif, adaptif, dan berdampak luas.
107 Tahun Perjalanan Dakwah dan Pendidikan
Dalam pembukaannya, Dr. Lailan Arqam menegaskan bahwa usia 107 tahun merupakan bukti keteguhan sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari gagasan visioner KH Ahmad Dahlan. Sejak berdiri pada 1918, Mu’allimin telah menjadi pelopor pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan ilmu agama, akhlak mulia, dan kecakapan intelektual.
Beliau menekankan bahwa dari lingkungan madrasah inilah lahir ribuan kader umat dan bangsa: para ulama, cendekiawan, pemimpin masyarakat, pejabat negara, hingga pejuang kemerdekaan.
“Mu’allimin bukan sekadar sekolah, melainkan tempat mencetak kader umat dan bangsa yang terus hidup dan relevan hingga kini,” ujarnya.
Tantangan Era Disrupsi dan Transformasi Digital
Menghadapi era global yang ditandai transformasi digital, kecerdasan buatan, dan derasnya arus informasi, Dr. Lailan mengingatkan bahwa dunia pendidikan harus bersiap dengan perubahan yang sangat cepat. Generasi yang tumbuh dengan teknologi membutuhkan pendekatan pendidikan yang berbeda, lebih kreatif, komprehensif, dan berakar kuat pada nilai Islam.
“Generasi yang kita didik tumbuh dengan gawai di tangan mereka. Nilai-nilai baru datang tanpa filter. Tantangannya adalah bagaimana Mu’allimin tetap menjadi benteng akhlak sekaligus mercusuar ilmu pengetahuan,” tegasnya.
Di tengah tantangan tersebut, ada peluang besar yang harus diambil. Mu’allimin memiliki warisan pemikiran KH Ahmad Dahlan, jaringan Muhammadiyah yang sangat luas, dan ribuan alumni yang berkiprah di berbagai sektor strategis. Modal ini menjadi kekuatan besar untuk menghadapi perubahan zaman.
Bergerak dan Berdampak: Seruan untuk Lompatan Baru
Mengusung tema besar milad tahun ini, Dr. Lailan mengajak seluruh keluarga besar Mu’allimin untuk bergerak dan memberi dampak nyata. Tidak hanya berubah, tetapi memimpin perubahan.
Ia menyampaikan tekad untuk mewujudkan Mu’allimin sebagai ekosistem pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama, sains modern, teknologi, riset, dan kewirausahaan secara harmonis. Lingkungan asrama akan terus diperkuat sebagai pusat pembentukan karakter pemimpin, sementara program internasional dan pengabdian masyarakat akan dikembangkan sejalan.
“Mari kita jadikan milad ke-107 ini sebagai titik tolak baru. Titik di mana kita tidak lagi hanya bertahan, tetapi mulai melesat. Titik di mana kita tidak lagi hanya menjadi saksi perubahan zaman, tetapi menjadi penggerak dan penentu arah perubahan itu sendiri.”
Mu’allimin Sebagai Amanah Peradaban
Di akhir pidatonya, Dr. Lailan mengingatkan bahwa Mu’allimin bukan sekadar lembaga, melainkan amanah besar yang diwariskan para pendiri. Perjuangan, cita-cita besar, dan idealisme pendahulu harus terus diamalkan oleh seluruh elemen madrasah.
Beliau menutup dengan ungkapan optimisme bahwa Mu’allimin akan semakin kokoh, unggul, dan berperan penting dalam membangun peradaban bangsa.
“Mu’allimin adalah amanah. Mu’allimin adalah harapan umat. Jika kita bersatu dan bergerak bersama, tidak ada yang tidak mungkin bagi Mu’allimin.”
Dengan pidato ini, Milad ke-107 Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga momentum konsolidasi visi besar menuju masa depan. Sebuah komitmen untuk terus menjadi lembaga kader umat dan bangsa yang bergerak, berdampak, dan memimpin perubahan zaman.








