Muhammadiyah Scholarship Agency (MSA) bekerja sama dengan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta menggelar Capacity Building Training: International Program Management & Student Global Pathway Development pada Kamis(30/10).
Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta sebagai sekolah kader dan lembaga pendidikan unggulan di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, kini tengah mengembangkan Program Kelas Internasional berbasis Kurikulum Cambridge. Program ini tidak hanya berorientasi pada peningkatan mutu akademik, tetapi juga pada penguatan dan daya saing global. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari sinergi kedua instansi dalam pengelolaan dan pengembangan jalur beasiswa global di lingkungan Muhammadiyah.
Muhammad Taufiqurrachman, Direktur Eksekutif Bidang Keuangan dan Umum MSA, menyampaikan bahwa MSA hadir untuk mendorong kolaborasi di antara sekolah dan warga Muhammadiyah dalam mencetak generasi berwawasan global.

“Kolaborasi MSA dengan sekolah Muhammadiyah untuk mencapai tujuan mencetak ulama Muhammadiyah yang berwawasan global dan bermanfaat untuk Indonesia,” ujarnya
Ini dikuatkan pula oleh Imam Mahdi, Direktur Eksekutif Bidang Kerjasama dan Kemitraan MSA, yang menyiratkan pentingnya peran guru dan alumni dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Sementara itu, Lailan Arqam, Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, menegaskan bahwa Muhammadiyah di era abad ke-2 memiliki gerakan yang lebih meng-global. Salah satunya adalah untuk mewujudkan citra baik wajah Islam di dunia.

“Sebagai lembaga institusi Islam, tentu program kita tidak terjebak pada 1 konsep kapitalistik pendidikan, tapi peranan internasional kita juga punya ideologisasinya,” tegasnya.
Kegiatan ini menghadirkan Meilando Pringgadani, senior geologist berpengalaman yang bekerja di perusahaan minyak asing di hampir 10 negara selama 20 tahun lebih. Ia juga pernah menjabat sebagai Board of Director Yogyakarta International School (YIS). Saat ini, Meilando masih mengawal program pertukaran pelajar dari Indonesia, Amerika, Eropa dan Asia sebagai President Director AFS Intercultural Programs Branch Yogyakarta.
Meilando menjelaskan bahwa YIS menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB). Kurikulum tersebut memiliki 3 level, Primary Years Programme (PYP), Middle Years Programme (MYP) and Diploma Programme (DP).
“Program diploma dilaksanakan selama dua tahun dalam kelas intensif untuk membekali siswa dengan pengetahuan akademik, kecerdasan emosional, serta nilai etika,” paparnya.
Selain itu, ia juga memperkenalkan AFS Intercultural Programs, organisasi internasional, nonpemerintah, dan nirlaba yang menyediakan kesempatan pembelajaran antarbudaya bagi siswa.

“Misi kita adalah menciptakan pemimpin indonesia, siswa siswa yg terpilih akan menjalani pengalaman belajar di luar negeri,” ungkapnya.
AFS menawarkan program pertukaran pelajar (exchange program). Program tersebut memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar di sekolah menengah luar negeri dan tinggal bersama keluarga tuan rumah. Peserta dapat memilih durasi program mulai dari satu tahun akademik, satu semester, hingga tiga bulan.
Sumber : scholarship.muhammadiyah.or.id



