Mu’allimin, Yogyakarta - Kunjungan perdana pasca pelantikan Direksi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta periode 2025/2029, Direktur Muhammadiyah Institute of Philippines, Basir Jarah Anilon, kunjungi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dalam upaya memperkuat jaringan pendidikan dan dakwah internasional, pada Ahad (6/7) di Kampus Induk Mu’allimin Muhammadiyah.
Memiliki sejarah penting terhadap cikal bakal Amal Usaha Muhammadiyah, Mu’allimin dipilih sebagai salah satu tempat sharing ilmu sekaligus studi sejarah oleh Muhammadiyah Institute of Philippines. Selain Mu’allimin ada empat institusi yang dikunjungi antara lain Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM), Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, dan Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta
Dalam sambutannya, Direktur Mu’allimin Dr. Mhd Lailan Arqam, M.Pd menyambut baik adanya kunjungan ini, menurutnya kepak sayap kader-kader Mu’allimin juga bisa mengisi dalam kegiatan syiar-syiar Islam dan Muhammadiyah di Filipina.
“Kami ucapkan selamat datang dan ini merupakan Langkah tepat bak gayung bersambut adanya kunjungan ini, karena banyak program-program dari Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah yang bisa dikolaborasikan kedepannya” ujar Arqam.
Kunjungan ini menjadi bagian dari langkah strategis Muhammadiyah Institute of Philippines dalam membangun kolaborasi pendidikan dan memperluas pengaruh gerakan Muhammadiyah di Filipina, yang dikenal sebagai negeri Lumbung Padi.
“Saya senang mendapat sambutan hangat di sini. Ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus mengembangkan Muhammadiyah di Filipina,” ujar Basir.
Selain itu, sejarah panjang Mu’allimin hingga eksistensinya hingga saat ini juga menarik kagum Direktur Muhammadiyah Institute of Philippines saat berkunjung ke Mu’allimin.
“Sekolah penuh historis ini banyak mengantarkan kader-kadernya untuk berkontribusi kepada umat, persyarikatan dan bangsa, kami rasa ini patut kami jadikan dasar dan motivasi dalam proses mengembangkan Muhammadiyah di Filipina.
Dalam forum yang sama, Basir juga berharap agar banyak program beasiswa pertukaran pelajar/mahasiswa antar kedua negara.
“Banyak pelajar Filipina yang ingin belajar di Indonesia dan mengenal Muhammadiyah lebih dekat. Kami berharap ke depan ada program beasiswa yang bisa memfasilitasi hal tersebut,” tambahnya.
